63 Tahun New York Agreement, Sentani Memanas — Aksi KNPB Dibubarkan Polisi

Aksi KNPB di Sentani dibubarkan Aparat keamanan. Jumat,  15/8/2025 (Foto; Dani)


SENTANI | Suaracycklops.com – Jumat siang, 15 Agustus 2025, suasana di Jalan Pos 7 Sentani terasa berbeda. Puluhan orang berkumpul, sebagian membawa spanduk, sebagian lagi memegang poster bertuliskan pesan penolakan terhadap New York Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962.

Mereka adalah massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani, yang datang untuk mengenang sekaligus memprotes perjanjian yang menurut mereka menjadi awal mula penderitaan rakyat Papua.

Kami tidak pernah dilibatkan. Ini perjanjian sepihak yang merugikan rakyat Papua,” teriak salah satu orator melalui pengeras suara.

Di antara kerumunan, wajah-wajah serius dan penuh emosi terlihat jelas. Sebagian peserta mengenakan atribut bendera bintang kejora. Mereka menganggap perjanjian yang dibuat antara Belanda dan Indonesia dengan mediasi Amerika Serikat itu telah mengabaikan suara Orang Asli Papua (OAP).

Tak lama kemudian, aparat kepolisian dari Polres Jayapura bersama Brimob Polda Papua tiba di lokasi. Dengan pengeras suara, mereka meminta massa untuk membubarkan diri karena aksi tersebut tidak memiliki izin resmi. Situasi sempat tegang, namun akhirnya massa membubarkan diri tanpa bentrokan fisik.

Sekilas tentang New York Agreement
New York Agreement adalah perjanjian yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962 antara Indonesia dan Belanda, dengan mediasi Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perjanjian ini mengatur penyerahan administrasi Papua Barat dari Belanda ke PBB, sebelum kemudian diserahkan kepada Indonesia pada 1963.

Bagi sebagian orang Papua, perjanjian ini kontroversial karena dilakukan tanpa melibatkan perwakilan resmi rakyat Papua. Mereka menilai hal itu melanggar hak penentuan nasib sendiri, dan menjadi awal dari berbagai konflik sosial-politik di wilayah tersebut.

Bagi kelompok pro-kemerdekaan Papua, tanggal 15 Agustus bukan sekadar catatan sejarah internasional, tetapi juga simbol dari perjuangan yang belum usai. Dan di Sentani, hari itu menjadi pengingat bahwa perdebatan tentang masa depan Papua masih terus hidup—meski di bawah pengawasan ketat aparat. (DanTop)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Pekerja Bangunan Ditembak di Kompleks Gereja GKI Imanuel Air Garam, Jayawijaya

"Jembatan Kali Biru Jadi Saksi: Serka Segar Maulama Gugur Ditembak OTK"

Sadis! Pria Tewas Dianiaya di Depan Asrama Koramil Hawai, Pelaku Langsung Kabur