Relima Bergerak di Sarmi: Membangun Literasi, Mencerdaskan Generasi Papua

Diskusi bersama Ibu Elisabet dari perpustakaan  di Kabupaten Sarmi, Kepala Kampung Pulau Liki dan Pengelola Taman Baca. Sarmi, 12/10/2025 (Foto; Nicky Dasem)



SARMI | Suaracyclops.com - Semangat literasi terus menyala di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Melalui gerakan Relawan Literasi Masyarakat (Relima), upaya membangun budaya baca dan menulis di pelosok Papua kini semakin terasa. Salah satu sosok yang menjadi motor penggerak di wilayah ini adalah Elisabet Oyaitouw, relawan asal Kampung Endokisi, Distrik Yokari, yang kini berdomisili di Kampung Sereh, Sentani, Kabupaten Jayapura. Ia dikenal sebagai Relima yang berdedikasi tinggi untuk kemajuan pendidikan dan literasi masyarakat di Sarmi.

Kabupaten Sarmi memiliki luas wilayah sekitar 17.740 km², dengan kekayaan alam yang melimpah seperti kelapa, hutan, bijih besi, minyak bumi, serta hasil laut yang berlimpah. Selain itu, Sarmi juga dikenal dengan keberagaman budaya dari lima suku besar, yakni Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan Isirawa, yang kemudian menjadi akronim dari nama “Sarmi”. Keindahan alam dan budaya ini menyimpan potensi besar bagi kemajuan daerah, namun masih dihadapkan pada tantangan rendahnya tingkat literasi masyarakat.

Bagi Elisabet, menjadi Relima adalah kebanggaan sekaligus panggilan hati. Ia percaya bahwa literasi adalah kunci utama untuk menciptakan masyarakat yang mandiri. Namun, perjuangan di lapangan tidaklah mudah. Untuk tiba di lokasi tugas, Elisabet harus menempuh perjalanan hingga 9 jam, melewati jalan rusak dan lautan berombak. Meski penuh tantangan, semangatnya tidak pernah surut untuk terus bergerak bersama anak-anak dan masyarakat.

“Saya ingin anak-anak di Sarmi bisa membaca, menulis, dan mengenal dunia melalui buku,” tutur Elisabet penuh semangat.

Program literasi ini berlangsung sejak Juli hingga September 2025, dengan berbagai kegiatan pendampingan dan penguatan kapasitas bagi pengelola perpustakaan kampung. Elisabet juga mendorong pemerintah kampung agar aktif mendukung kegiatan literasi di wilayahnya. Hasilnya mulai terlihat , pengelola perpustakaan kini lebih aktif, dan masyarakat semakin antusias membaca.

Salah satu bukti nyata adalah kegiatan baca buku rutin di Rumah Baca Eden, Kampung Mawes Mukti, Kecamatan Bonggo. Kegiatan ini diikuti anak-anak dan orang dewasa, serta disertai sosialisasi pentingnya literasi bagi kehidupan sehari-hari. Sebagian besar bahan bacaan merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Selain mendampingi masyarakat, Elisabet juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Papua, Dinas Arsip Kabupaten Sarmi, serta para kepala kampung. Hasil advokasinya membuahkan kebijakan baru, di mana setiap pengelola perpustakaan kampung akan mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) dari Dinas Perpustakaan Provinsi Papua.

Menurut Elisabet Sarce dari Dinas Perpustakaan Kabupaten Sarmi, kehadiran Relima sangat membantu kegiatan literasi di wilayah tersebut.

“Hadirnya Relima sangat mendukung kegiatan literasi di Sarmi, khususnya di taman baca dan perpustakaan kampung,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Perpustakaan Provinsi Papua, Brams dkk., menambahkan bahwa program Relima sejalan dengan misi pemerintah daerah dan Perpustakaan Nasional.

“Kehadiran Relima sangat mendukung program Dinas, terutama dalam memberikan informasi akurat kepada penerima manfaat dari bantuan buku, komputer, printer, serta peningkatan kapasitas pengelolaan perpustakaan,” jelasnya.

Kini, suasana perpustakaan di Sarmi semakin hidup. Anak-anak senang membaca, masyarakat mulai memahami pentingnya literasi, dan para pengelola perpustakaan lebih percaya diri menjalankan perannya.

“Saya bahagia melihat anak-anak bisa menikmati buku dan belajar di tempat yang nyaman. Harapan saya, masyarakat Sarmi dapat mandiri dan mampu mengelola sumber daya alam dengan pengetahuan yang baik,” tutur Elisabet.

Perjuangan Relima di Kabupaten Sarmi membuktikan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga gerakan membangun kesadaran, kemandirian, dan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Papua. (RAE/DanTop) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Pekerja Bangunan Ditembak di Kompleks Gereja GKI Imanuel Air Garam, Jayawijaya

"Jembatan Kali Biru Jadi Saksi: Serka Segar Maulama Gugur Ditembak OTK"

Sadis! Pria Tewas Dianiaya di Depan Asrama Koramil Hawai, Pelaku Langsung Kabur