Pdt. Rusvian: Usia Bertambah, Harus Jadi Tolak Ukur Pertumbuhan Iman
SENTANI | Suaracycklops.com — Ketua PHMJ Jemaat GKI Solafide Sereh, Pdt. Rusvian Tomahua, S.Si, menyampaikan refleksi iman di usia 68 tahun yang menurutnya menjadi tolak ukur untuk melihat kembali perjalanan hidup, khususnya dalam mempertahankan nilai-nilai kekristenan yang diwariskan para orang tua terdahulu.
“Bagi saya, umur itu terus bertambah, 68, 69, 70, dan seterusnya. Tetapi pertanyaannya, apakah dengan bertambahnya usia kita hanya mengingat hal-hal lama, atau justru belajar dari cara hidup orang tua dulu yang penuh dengan kebaikan dan hati yang terbuka?” ungkap Pdt. Rusvian.
Ia menegaskan, gereja hadir bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan wadah untuk belajar dari teladan generasi sebelumnya. Menurutnya, orang tua dahulu hidup sederhana, memiliki keinginan kuat, serta membangun kehidupan bersama dengan penuh kasih dan saling menopang.
Namun, ia juga menyoroti perubahan zaman yang sering membuat orang lebih sibuk dengan pekerjaan dan kepentingan pribadi, sehingga melupakan nilai-nilai iman yang diwariskan. “Jangan sampai karena dunia dan pekerjaan, kita lupa apa yang orang tua sudah tanam. Paulus juga bilang jelas, hormati orang yang sudah bekerja dan meletakkan dasar hidup beriman, supaya hari ini kita bisa menikmati berkat dari pengorbanan mereka,” tambahnya.
Bagi Pdt. Rusvian, usia 68 tahun adalah cermin untuk melihat apakah generasi sekarang masih melanjutkan nilai-nilai kehidupan rohani dan sosial yang sudah diwariskan orang tua. Ia menekankan, kekayaan materi tidak boleh menggeser nilai kekristenan.
“Pertanyaannya, apakah nilai-nilai kekristenan itu masih ada dalam kehidupan kita hari ini? Jangan sampai hilang. Itu yang menjadi sukacita, ketika kita benar-benar merasakan warisan iman dari orang tua, bukan hanya sebagai jemaat, tapi juga sebagai masyarakat,” pungkasnya. (DanTop)
Komentar
Posting Komentar